Rabu, Mei 07, 2008

Menyambut Buah Hati....

Tulisan ini saya persembahkan disela-sela kesibukan pekerjaan yang cukup menyita waktu akhir-akhir ini untuk calon anakku sebagai buah hati saya dengan istri (Selly Hidayati, SE) yang menurut perkiraan si upik akan lahir pada akhir Mei 2008 sekitar tanggal 26 . Perjalanan hidup seseorang pasti akan merasakan dan saya juga akan merasakan apa-apa yang orang lain rasakan apabila akan menyambut si buah hati pertama ini. Sebagai cerita saja, saya menikahi istri saya pada tanggal 11 Agustus 2007, tepat pada hari ulang tahun saya yang ke -27. Sungguh sebuah kebanggan dan rasa syukur saya bahwa semua ini saya anggap sebagai anugerah terindah dan teramat indah dari Allah SWT yang maha atas segala-galanya. Pada tanggal itu yang jatuh pada hari Sabtu bertepatan pula dengan tanggal 27 Rajab 1428 H, peringatan Isra Mi'Raj nya Rasululloh tercinta Muhammad SAW, yang merupakan peringatan pada peristiwa penting bagi seluruh umat Islam di dunia ini. Sebagai bentuk atau sesuatu hal supaya mudah diingat saya memberi mas kawin atau mahar pada istri saya yaitu Uang sebesar Rp. 1.108.2007,- (11 Agustus 2007) dan emas dalam beberapa bentuk seberat 27 gram (27 tahun usia saya dan memang pula bertepatan dengan 27 Rajab). Wah..cukup menarik dan unik juga kan..?? hehe..

Kamis, Februari 28, 2008

Hari Jadi Garut Ke-196


Sebagai salah seorang warga masyarakat dan aparatur di Pemkab. Garut yang bertugas di Dinas Bangunan dan Permukiman (Disbangkim) Kab. Garut yang cinta dan bangga kepada Garut, melalui kesempatan ini saya ingin memberitahu, mengingatkan, dan mengajak kepada saudara-saudaraku yang mencintai Garut, baik itu yang berdomisili di Garut maupun yang berada diperantauan untuk serta merta secara bersama-sama meramaikan peringatan Hari Jadi Garut Ke-196 sekarang ini, tepatnya pada tanggal 17 Maret 2008. Sebagaimana kita ketahui pada akhir-akhir ini Kab. Garut telah dan sedang mengalami banyak masalah yang tidak perlu saya utarakan lagi disini. Tetapi pada intinya banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai bentuk sumbangsih rasa cinta dan kebanggaan terhadap Garut, mari jadikan peringatan Hari Jadi Garut ini sebagai momentum untuk kita semua berintrospeksi diri dan melakukan perenungan serta penelaahan bagaimana supaya Garut kita tercinta ini dimasa yang akan datang bisa meraih kejayaan dan kita bisa berbuat dan memberikan sesuatu yang terbaik.

Untuk lingkungan Pemkab Garut, tema pokok yang sudah ditetapkan pada tahun ini adalah “Hari Jadi Garut Ke-196 Adalah Momentum untuk Meningkatkan Kebersamaan, Kekeluargaan dan Gotong Royong Menggapai Hari Esok yang Lebih Maju dan Sejahtera”. Sebagaimana tema pokok tersebut dan sebagaimana anjuran dari Bapak Drs. H. Atang Subarzah, BE., MSi. selaku Kepala Dinas Disbangkim Kab. Garut bahwasanya Hari Jadi Garut Ke-196 ini mari kita rayakan secara meriah tapi murah. Ini bisa dilakukan dengan berbagai acara-acara yang bermanfaat seperti kegiatan-kegiatan keagamaan, bakti sosial, olah raga massal, perlombaan, kesenian/hiburan masyarakat dan kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi setempat serta dengan mengupayakan sehemat/efisien mungkin dalam pembiayaan. Selain itu pula, Hari Jadi Garut Ke-196 ini dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan kinerja aparatur, kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong serta dapat mendorong seluas mungkin prakarsa dan kreativitas serta pemberdayaan masyarakat khususnya di lingkungan Disbangkim Kab. Garut.

Oleh karena itu saudara-saudara yang saya cintai, mari kita rayakan Hari Jadi Garut Ke-196 ini dengan sukacita dan penuh makna serta manfaat, semata-mata untuk lemah cai (tanah air) kita tercinta sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan ridho-Nya sebagaimana Visi Kabupaten Garut yaitu “Terwujudnya Garut Pangirutan Yang Tata Tengtrem Kerta Raharja Menuju Ridho Allah”. Sekecil apapun peran kita dan dimanapun kita berada, itu sangat berarti bagi Garut apalagi dengan dilandasi rasa cinta dan keikhlasan. Satu lagi pesan saya, marilah kita berjuang bersama-sama mempertahankan Adipura 2008 sebagai kado bagi Hari Jadi Garut Ke-196 sekarang ini.

Minggu, Februari 17, 2008

Kenapa Bencana Selalu Dilihat Secara Negatif..???



Kurang lebih lima belas tahun yang lalu sewaktu saya masih duduk di sekolah dasar, saat itu salah seorang guru mengajarkan mengenai akibat-akibat yang timbul apabila kita merusak alam, contohnya apabila kita menebang pohon sembarangan tanpa mempedulikan reboisasinya akan terjadi longsor, banjir, dsb. Saat itu pula saya masih sulit melihat bukti langsung dilapangan, seperti apa itu banjir, longsor, dsb. Mungkin karena lingkungan saya yang berada didaerah yang cukup jauh dari kota dengan lingkungan seperti hutan masih lebat atau karena berita-berita bencana di daerah lain yang belum bisa diterima karena keterbatasan sarana informasi atau lain sebagainya, entahlah! Tetapi pada intinya sulit sekali saya bayangkan bencana-bencana alam itu bisa terjadi. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pada saat akhir-akhir ini begitu jelas nampak bagi saya bahwasanya bencana alam itu datang dan terjadi bertubi-tubi menimpa bangsa ini dan itu ada dilingkungan sekitar kita. Mungkin karena begitu sering muncul diberitakan baik di media cetak maupun elektronik, sepertinya bencana alam bukan sesuatu hal yang fenomenal, mengejutkan dan perlu dikhawatirkan lagi, karena sudah biasa terjadi.

Saya melihat bencana ada dua macam, pertama bencana yang terjadi semata-mata diluar kekuasaan kita seperti tsunami dan gempa bumi, kedua bencana yang terjadi karena ulah tangan manusia yang merusak alam dan sama sekali tidak bisa menjaga keseimbangannya. Untuk macam bencana yang kedua ini, sudah jelas dan kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa lagi kecuali menyalahkan diri kita sebagai manusia. Mungkin diantara kita ada kelompok yang merasa dan sudah berusaha nyata untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan alam, akan tetapi ada pula diantara kita yang lain yang tidak peduli terhadap alam dan sesama sehingga merusak alam yang akhirnya terjadi bencana. Kejadian bencana alam tidak bisa membedakan kepada siapa bencana itu harus menimpa, tetapi siapa pun akan terkena akibatnya tanpa pandang bulu atau siapa berbuat apa?

Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala yang ada dilangit dan dibumi, Maha Adil dan maha segala-galanya, tentunya semua yang terjadi di alam ini terjadi atas izin-Nya. Oleh karena itu, setiap bencana yang terjadi tergantung bagaimana kita menyikapinya. Apabila coba saya kelompokan, ada dua macam sifat manusia dalam menyikapi bencana yaitu ada yang menyikapi dari sisi negatif (seperti putus asa, marah-marah, pesimis, frustasi, saling menyalahkan satu sama lain, menghitung-hitung kerugian secara ekonomi, dan sebagainya) dan ada pula yang menyikapi dari sisi positif (instropeksi dan retropeksi diri dengan cara merenung dan tafakur menyadari semua kesalahan, sabar, optimis, dan sebagainya atau mungkin ada yang bersyukur). Nah untuk kata yang terakhir itu, mungkin kita bisa mengerutkan kening kita, kok bisa bersyukur ditimpa bencana? Dengan bersikap positif dan berbaiksangka kepada Tuhan, maka bencana itu bisa bukan menjadi sesuatu yang merugikan tetapi justeru sebaliknya. Mungkin saja Tuhan sedang berusaha menghapus dosa-dosa kita atau memberikan suatu anugerah dan hikmah yang kita tidak mengerti sebelumnya, tetapi akan nampak pada saatnya dan kita akan mengerti apabila kita mampu berpikir.

Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan pesan kepada saudara-saudaraku semua terutama rekan-rekan pers baik cetak maupun elektronik, sebagaimana sering saya baca dan lihat berita terutama di media eletronik bahwasanya selalu saja dan hampir sebagian besar yang diberitakan pada waktu atau selama terjadi bencana adalah berita-berita yang menyangkut sisi kerugian semata, terutama yang sifatnya materi. Saya memohon cobalah angkat sisi positifnya, karena tidak sedikit disitu banyak cerita menarik yang bisa dan perlu diangkat. Sebagai contoh yang masih hangat adalah bencana banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya, disitu saya melihat bagaimana begitu berharganya sebuah gerobak yang mungkin biasanya sebagai penarik bahan bekas bahkan sampah bisa menjadi angkutan dengan ongkos angkut hampir mendekati tarif taxi, para pemulung barang bekas yang begitu bahagia karena tidak perlu jauh-jauh untuk mengais barang yang sekiranya berharga, para penjual generator set (genset) yang kebanjiran order, dan para pemilik bengkel yang kewalahan menerima pesanan perbaikan kendaraan bermotor pasca terendam banjir, terdapatnya lapangan pekerjaan walau sesaat bagi para pekerja kasar untuk membersihakan rumah yang kotor pasca terkena banjir, serta masih banyak lagi cerita menarik dan positif yang bisa dan perlu diangkat.

Oleh karena itu, saya melihat sudah bukan saatnya lagi kita saling menyalahkan satu sama lain, karena mungkin saja kritik yang kita lontarkan adalah kritik yang sesungguhnya ditujukan kepada diri kita sendiri, karena dalam kehidupan ini kita merupakan bagian dari sistem kehidupan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Yang diperlukan kedepan adalah bagaimana kita bisa menyikapi bencana ini sehingga menjadi sesuatu yang bisa merubah pola kehidupan kita menjadi lebih baik, bisa menghargai, menjaga dan memelihara kelestarian alam.

Jumat, Februari 15, 2008

Lambang Daerah Kabupaten Bandung Barat

Ini bukanlah lambang daerah Kabupaten Bandung Barat yang resmi, akan tetapi ini merupakan hasil karya cipta saya yang saya coba ikutsertakan dalam lomba/sayembara pembuatan lambang daerah Kabupaten Bandung Barat yang diselenggarakan oleh Sekretariat Pembentukan Lambang Daerah d/a Bagian Tata Praja Kantor Bupati Bandung Barat Jalan Raya Padalarang No. 545 Kode Pos 40553 saya berharap sich ini bisa menang...amien.

Adapun mengenai penjelasannya adalah sebagai berikut :


Arti Lambang :

Lambang daerah berbentuk perisai segi lima yang melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan warna dasar warna biru muda, di dalamnya terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan pada bagian atas yaitu dengan tulisan "BANDUNG BARAT", serta desain pita berwarna kuning pada bagian bawahnya dengan tulisan " GEMAH RIPAH KERTA RAHARJA " sebagai semboyan/motto yang menunjukan kehendak, cita-cita dan nilai-nilai luhur masyarakat Kabupaten Bandung Barat.

Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :

A. Bentuk Gambar terdiri dari :

  1. Bintang melambangkan kultur masyarakat yang agamis dan pengejawantahan pancaran semangat keyakinan yang menyinari seluruh jiwa masyarakat Bandung Barat.
  2. Padi berwarna kuning berjumlah 12 (dua belas) butir dan kapas berwarna putih berjumlah 7 (tujuh) buah melambangkan Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi dan kapas menunjukkan sejarah pembentukan Kabupaten Bandung Barat berdasarkan pada Undang-undang Nomor 12 Tahun 2007.
  3. Gunung berwarna hijaun tua, melambangkan Gunung Tangkuban Perahu yang sangat terkenal bersama dengan gunung-gunung lainnya yang ada di Kabupaten Bandung Barat yang kaya akan sumber daya alam dan tekstur tanah yang bervariasi/ bergelombang tidak merata terdiri dari dataran rendah dan pegunungan.
  4. Warna dasar biru dengan gelombangnya yang berwarna putih melambangkan daerah Bandung Barat yang kaya dengan potensi airnya berupa sungai dan danaunya yang sangat terkenal yaitu Danau Saguling dan Cirata, mencerminkan historis dan peluang ke depan Bandung Barat yang mengandung makna sumber kesuburan.
  5. Jalan yang melambangkan Jalan Tol Purbaleunyi yang melewati Kabupaten Bandung Barat yang merupakan urat nadi transportasi nasional yang juga urat nadi perekonomian menuju era globalisasi. Latar Belakang warna hijau muda melambangkan kesuburan tanah yang ada di Kabupaten Bandung Barat.
  6. Roda gerigi berwarna biru tua berjumlah 15 (limabelas), melambangkan orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor industri yang sudah ada dan berkembang selama ini seperti di Padalarang dan jumlah 15 (limabelas) melambangkan jumlah kecamatan yang ada pada saat Kabupaten Bandung Barat terbentuk.
  7. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan heteroginitas masyarakat Bandung Barat.
  8. Semboyan lambang daerah "GEMAH RIPAH KERTA RAHARJA" sebagai tujuan dan sasaran pembangunan menuju Bandung Barat yang subur, makmur, maju dan sejahtera sehingga tercapailah kebahagiaan hidup lahir dan bathin.

B. Makna Warna Lambang :

  1. Warna biru langit melambangkan kedamaian, ketenangan jiwa dan pikiran serta luas dan tingginya pikiran dan pandangan kemasa depan.
  2. Warna Kuning, melambangkan kemuliaan jiwa, lambang cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.
  3. Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.
  4. Warna biru tua, melambangkan kekuatan dan semangat kerja kesetiaan rakyat terhadap nusa dan bangsa
  5. Warna hijau melambangkan kesuburan serta kehidupan yang selalu bersendikan keagamaan dan berke-Tuhan-an Yang Maha Esa.
  6. Warna hijau muda melambangkan harapan bagi masa depan daerah untuk terus membangun suatu daerah yang adil, makmur dan sejahtera.
  7. Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.
  8. Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.